#1st Report :
SL PTT (Pengelolaan Tanaman Terpadu) |
Pelaksanaan SL PTT khususnya komoditi padi non hibrida/padi sawah sampai hari ini (24/6/2012) telah berjalan hingga pertemuan ke 5. Sejak pertama program SL PTT dirilis oleh pemerintah sekitar tahun 2008 terdapat permasalahan yang hingga sekarang masih terus terjadi. Permasalahan ini diantaranya adalah mulai dari keterlambatan pengiriman saprodi hingga lamanya pencairan dana untuk masing-masing Kelompok Tani pelaksana SL PTT. Permasalahan ini meski di lapangan bisa diatasi dengan adanya kerjasama antara pihak terkait, tetapi hal ini juga sedikit banyaknya mempengaruhi jalannya program SL PTT. Bukan tidak mungkin dengan adanya program SL PTT justru Kelompok Tani menjadi merasa repot baik secara administrasi maupun teknis.
Tujuan utama dari proram SL PTT yaitu peningkatan produksi beras nasional yang memang bisa dikatakan sampai dengan tahun 2012 ini program tersebut sedikit banyaknya memberikan kontribusi pada peningkatan produksi beras secara nasional. Didukung oleh komponen teknologi yang disusun berdasarkan kajian kebutuhan dan peluang (KKP) berbasis kearifan lokal serta spesifik lokasi semua komponen teknologi PTT (pengelolaan tanaman terpadu) terbukti nyata memberikan peningkatan produktivitas tanaman.
Tidak hanya pada komoditi padi sawah tetapi komoditi tanaman pangan lainnya (jagung, kedelai dan padi gogo) juga mendapat perhatian dari pemerintah untuk peningkatan produksinya secara nasional. Jadi sejak tahun 2008 setidaknya terdapat program SL PTT (sekolah lapang pengelolaan tanaman terpadu) padi, jagung dan kedelai.
Tentang penerapan komponen teknologi ada sedikit permasalahan ditingkat petani yaitu dalam penerapan cara tanam jajar legowo. Permasalahannya ada pada buruh tanam yang masih merasa kesulitan dalam prakteknya. Dengan adanya permasalahan ini maka luasan lahan yang ditanam dengan sistem tanam jajar legowo masih kurang memuaskan meski sudah bisa dikatakan jumlah petani yang menerapkan sistem tanam jajar legowo pada musim MT 1 ini meningkat. Setidaknya di setiap lahan kelompok tani terdapat pertanaman jajar legowo yang sesuai anjuran.
Permasalahan lain adalah dari segi kemauan petani. Penerapan legowo sesuai anjuran yaitu sistem legowo 4 : 1 belum diaplikasikan secara merata. Petani masih cenderung terperangkap pada anggapan dengan adanya baris kosong yang banyak pada penerapan sistem legowo 4 : 1 merupakan suatu tindakan menyia-nyiakan lahan pertanaman. Oleh karena itu sistem legowo 4 : 1 belum diaplikasikan 100 %. Petani lebih cenderung mengaplikasikan sistem legowo 6 : 1 atau 8 : 1. Dan jika dilihat dari jumlah kenaikan populasi tanaman maka peningkatannya sangat sedikit. Selengkapnya tentang sistem tanam jajar legowo dapat diakses di LINK INI.
Pendampingan terus dilakukan untuk meningkatkan produktivitas padi. PTT (pengelolaan tanaman terpadu) merupakan suatu pendekatan yang cocok diterapkan untuk saat ini karena lebih bersifat parsitipatif. Sosialisasi penggunaan pupuk organik terus disisipkan dalam setiap pertemuan dengan petani/Kelompok Tani untuk mengarah pada pertanian organik dan ramah lingkungan di masa mendatang.
Tahun 2013 dikabarkan program SL PTT tidak diluncurkan lagi oleh pemerintah tetapi berganti pada orientasi kawasan berbasis pengembangan produksi pertanian terpadu. Meskipun demikian jika tidak ada rekomendasi teknologi yang terbaru maka PTT (pengelolaan tanaman terpadu) akan terus diterapkan untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Selengkapnya tentang teknologi PTT (pengelolaan tanaman terpadu) padi sawah bisa di akses di LINK INI.
Tentang penerapan komponen teknologi ada sedikit permasalahan ditingkat petani yaitu dalam penerapan cara tanam jajar legowo. Permasalahannya ada pada buruh tanam yang masih merasa kesulitan dalam prakteknya. Dengan adanya permasalahan ini maka luasan lahan yang ditanam dengan sistem tanam jajar legowo masih kurang memuaskan meski sudah bisa dikatakan jumlah petani yang menerapkan sistem tanam jajar legowo pada musim MT 1 ini meningkat. Setidaknya di setiap lahan kelompok tani terdapat pertanaman jajar legowo yang sesuai anjuran.
Permasalahan lain adalah dari segi kemauan petani. Penerapan legowo sesuai anjuran yaitu sistem legowo 4 : 1 belum diaplikasikan secara merata. Petani masih cenderung terperangkap pada anggapan dengan adanya baris kosong yang banyak pada penerapan sistem legowo 4 : 1 merupakan suatu tindakan menyia-nyiakan lahan pertanaman. Oleh karena itu sistem legowo 4 : 1 belum diaplikasikan 100 %. Petani lebih cenderung mengaplikasikan sistem legowo 6 : 1 atau 8 : 1. Dan jika dilihat dari jumlah kenaikan populasi tanaman maka peningkatannya sangat sedikit. Selengkapnya tentang sistem tanam jajar legowo dapat diakses di LINK INI.
Pendampingan terus dilakukan untuk meningkatkan produktivitas padi. PTT (pengelolaan tanaman terpadu) merupakan suatu pendekatan yang cocok diterapkan untuk saat ini karena lebih bersifat parsitipatif. Sosialisasi penggunaan pupuk organik terus disisipkan dalam setiap pertemuan dengan petani/Kelompok Tani untuk mengarah pada pertanian organik dan ramah lingkungan di masa mendatang.
Tahun 2013 dikabarkan program SL PTT tidak diluncurkan lagi oleh pemerintah tetapi berganti pada orientasi kawasan berbasis pengembangan produksi pertanian terpadu. Meskipun demikian jika tidak ada rekomendasi teknologi yang terbaru maka PTT (pengelolaan tanaman terpadu) akan terus diterapkan untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Selengkapnya tentang teknologi PTT (pengelolaan tanaman terpadu) padi sawah bisa di akses di LINK INI.
0 komentar:
Posting Komentar